Tuesday, May 17, 2011

Sebab - Akibat

Saya percaya bahwa Tuhan menciptakan tubuh manusia dengan sempurna. Bahwa Ia sudah menciptakan suatu sistem yang sangat kompleks, namun luar biasa sempurna dalam bentuk tubuh manusia. Saya percaya semua hal di dalam tubuh kita saling berhubungan. Ada sebab, ada akibat. Begitu juga dengan vitiligo. 

Selama tiga tahun memiliki vitiligo saya sudah menemui dua orang dokter. Satu di RSCM dan satu lagi di West Houston Medical Center. Satu setengah tahun yang lalu saya pindah ke Houston untuk mengikuti suami. Kedua dokter itu memiliki pendekatan dan solusi yang sama. Kurang lebih yang mereka lakukan adalah memberi penjelasan tentang apa itu vitiligo dan apa yang dapat dilakukan untuk menghilangkannya. Tidak ada jaminan bahwa vitiligo akan hilang.

Kedua dokter itu menawarkan solusi yang sama: salep yang mengandung corticosteroid dan penyinaran dengan sinar UVB. Dokter di Houston bahkan memberikan saya suntikan steroid untuk menstimulasi produksi melamin. Saya lupa nama salep yang diberikan oleh dokter di Indonesia, tetapi dua salep yang diberikan oleh dokter di Houston adalah Protopic 0,1 dan Elidel. Saya sempat melakukan terapi sinar selama hampir 2 bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk menghentikan terapi tersebut dan salep yang diberikan.

Saya memutuskan untuk berhenti karena saya merasa tidak nyaman dengan pengobatan yang diberikan. Saya tidak percaya bahwa penggunaan salep dan terapi laser tidak memiliki dampak negatif bagi saya di masa depan jika dilakukan terus-menerus selama bertahun-tahun. Saya juga merasa tidak nyaman dengan ide memerangi vitiligo dengan cara-cara yang keras. Vitiligo adalah akibat. Kita perlu mencari dan mengobati sebab.

Satu hal yang perlu Anda lakukan ketika didiagnosa dengan vitiligo: lakukan tes tiroid. Pastikan bahwa Anda menderita atau tidak menderita hyperthyroidism. Jika angka hormon tiroid Anda lewat batas normal maka carilah dokter yang dapat memberikan pengobatan pada area tersebut. Jika angka hormon tiroid Anda normal (seperti saya) maka mulailah mencari hal lain yang dapat menjadi penyebab vitiligo.

Tubuh kita adalah pemberi signal yang sangat baik tentang penyakit yang kita miliki. Sayangnya terkadang kita memilih untuk mengacuhkannya. Maka mengapa tidak melihat vitiligo sebagai cara tubuh kita tersayang untuk memberi tahu bahwa ada sesuatu yang salah. Sesuatu yang lebih dari sekedar bercak-bercak putih di kulit.

Saya tidak bermaksud mengecilkan dampak psikologis yang muncul pada pemilik vitiligo. Sama sekali tidak. Saya mengerti ada tekanan-tekanan sosial yang muncul ketika bercak-bercak vitiligo menjadi semakin jelas terlihat. Ada standar keindahan fisik yang sulit dipenuhi oleh pemilik vitiligo dan masyarakat sekitar akan dengan senang hati terus-menerus mengingatkan kita tentang standar-standar itu. Saya hanya ingin melempar sebuah topik untuk dipikirkan: apakah Anda memang hanya ingin memerangi vitiligo atau mencari penyebab sesungguhnya di balik munculnya vitiligo itu?

Saya meninggalkan pengobatan konvensional karena saya percaya ada sesuatu yang tidak wajar di dalam mekanisme tubuh saya, bukan hanya sebatas kulit. Ada sesuatu yang membuat sistem saya berantakan. Ada sesuatu yang membuat vitiligo saya muncul.

Ketahui bahwa saya tidak akan berpanjang-panjang membahas nama salep atau terapi sinar UVA dan UVB. Pengobatan seperti itu tidak berhasil dan tidak cocok bagi saya. Saya ingin mencari cara alternatif untuk melihat dan mengobati vitiligo. Saya ingin tubuh saya kembali seimbang.

Untuk saat ini, teman-teman pemilik vitiligo, jangan lupa untuk terus memakai sunblock, terutama jika Anda sering berinteraksi dengan sinar matahari. Bercak putih di tubuh kita adalah kulit tanpa pigmen. Kulit tanpa pelindung alami dari dampak buruk sinar matahari. Maka pastikan Anda selalu memakai tabir surya sebelum keluar rumah.


Salam,

Andini

No comments:

Post a Comment