"The only disability in life is a bad attitude" - Scott Hamilton
Kutipan di atas, jika boleh saya terjemahkan, intinya mengatakan bahwa satu-satunya yang menjadi kendala dalam menjalani hidup adalah sikap yang buruk.
Terlalu sering saya menyalahkan cuaca, lalu lintas, suami, uang, juga vitiligo ketika saya sedang merasa tidak bahagia. "Menyebalkan sekali hari ini! Cuaca di luar panasnya amit-amit, saya jadi malas keluar dan olahraga." atau "Vitiligo ini membuat saya jelek. Vitiligo ini membuat saya tidak ingin keluar rumah dan bertemu orang lain." Semua salah, kecuali saya. Semua salah, kecuali sikap saya dalam menghadapi hidup.
Kutipan dari Scott Hamilton itu saya temukan di belakang baju yang dipergunakan oleh guru yoga saya. Sejak satu tahun yang lalu saya rutin melakukan yoga dan rutinitas itu sudah menjadi salah satu bagian terbaik dalam hidup saya.
Awalnya saya melakukan yoga karena ingin berolahraga. Saya bukan orang yang kompetitif dan saya tidak suka olahraga yang high impact dengan musik yang keras meraung-raung sebagai latar belakang. Tapi kemudian saya menemukan bahwa yoga membantu saya tenang. Yoga membantu saya mau menjadi lebih toleran, mau menjadi lebih santai.
Yoga tidak membuat vitiligo saya hilang, namun yoga membantu saya untuk lebih mengenal dan menyatu dengan tubuh yang saya miliki ini. Jiwa dan tubuh saling berkenalan lewat pose-pose yang ditawarkan oleh yoga dan saya sangat menikmati proses perkenalan itu. Yoga membantu saya menerima bahwa setiap sel di dalam tubuh ini adalah bagian dari saya, bagaimanapun rupanya. Meskipun bintik-bintik putih terus bermunculan, saya belajar untuk hidup dengan hal itu. Tidak mudah. Tidak pernah mudah. Tetapi paling tidak perjalanan ke sana sudah dimulai.
Kelas yoga yang paling saya sukai adalah yang saya selalu lakukan di hari Minggu pagi. Saya rela bangun jam 7 pagi meskipun malam sebelumnya saya tidur pukul 3 atau 4. Dan saya akan bangun dengan begitu ringan hati untuk melakukan semua persiapan sebelum berangkat ke kelas yoga. Kelas yoga itu berlangsung selama 2 jam, bahkan kadang 2,5 jam. Dipimpin oleh seorang perempuan berusia 73 tahun yang sudah melakukan yoga sejak usianya 35. Ia adalah salah satu manusia paling ceria yang saya kenal. Saya percaya ia bahagia, karena ketika ia berada di kelas, semua orang mendapatkan energi positif darinya.
Guru saya itu selalu mengulang-ulang satu kalimat yang membuat saya senantiasa merasa lebih tenang. Ia selalu mengingatkan bahwa setiap hari adalah berbeda. Apa yang terjadi kemarin, minggu lalu, tahun lalu tidak sama dengan hari ini. Ia bicara tentang gerakan-gerakan yoga yang kami lakukan. Mungkin minggu lalu saya bisa melakukan gerakan kayang dengan mudah, tetapi hari ini tidak. Itu sesuatu yang perlu diterima, karena kemarin bukanlah hari ini dan esok belum terjadi.
"Everyday is different" tidak hanya berlaku untuk gerakan-gerakan yoga, tetapi sesungguhnya ke semua hal. Menyimpan dendam atau nostalgia yang berlebihan dan tidak berkesudahan adalah sebuah upaya untuk selalu menempel ke masa lalu, membuat segala sesuatu terlihat lebih baik atau lebih buruk di masa lalu. Padahal hari ini, saat ini, adalah kesempatan untuk melakukan segala sesuatunya untuk pertama kali. Untuk memaafkan, untuk mencintai, untuk mencoba bungee jumping, untuk melakukan gerakan kayang, untuk berpetualang, untuk membuat memori baru, untuk menerima, untuk hidup semua dapat dilakukan saat ini. Hari ini.
Setiap hari kini saya belajar untuk menerima dan mencintai kulit saya. Kulit yang tahun lalu tidak nampak seperti hari ini. Kulit yang mungkin besok atau tahun depan akan semakin terlihat asing bagi saya. Namun saya perlu memilih untuk tidak terobsesi kepada masa depan, karena esok belum terjadi dan belum tentu semua terjadi seperti yang saya pikirkan. Saya akan membiarkan semesta bekerja. Perjalanan ini nampaknya memang untuk saya. Saya belum tahu mengapa, tetapi saya akan berusaha menikmatinya.
Apakah Anda memiliki kegiatan yang Anda cintai? Kegiatan yang membuat Anda dengan ringan hati bangun dari tidur dan melakukannya dengan riang? Kegiatan yang membuat Anda lupa akan masalah yang Anda hadapi? Lakukan terus. Jangan berhenti.
Salam,
Andini
No comments:
Post a Comment